LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Acara 8
Mengukur Pertumbuhan Mikroorganisme
Nama : Muhammad Arif Abdullah Humam
NPM : E1J012004
Kelompok : 1 (Satu)
Jadwal Praktikum : Senin, Shift 4 (14.00-15.40)
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Tunjung Pamekas, M.Sc.
Coach : Fretty Aritonang
Laboratorium Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2013
⦁ Tujuan Praktikum⦁ Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Mikroba
⦁ Agar mahasiswa mampu mengukur pengaruh suhu (temperature) terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
⦁ Agar mahasiswa mampu membuktikan bahwa pertumbuhan mikroorganisme terjadi pada kisaran suhu tertentu.
⦁ Pengaruh Kadar Air Terhadap Pertumbuhan Mikroba
⦁ Agar mahasiswa mampu mengukur pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
⦁ Agar mahasiswa mampu membuktikan bahwa pertumbuhan mikroorganisme terjadi pada kisaran kadar air tertentu.
⦁ Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Pertumbuhan Mikroba
⦁ Agar mahasiswa mampu mengukur pengaruh bahan kimia terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
⦁ Agar mahasiswa mampu membuktikan bahwa pertumbuhan mikroorganisme terjadi pada kisaran jumlah zat kimia tertentu.
⦁ Dasar Teori
Jamur adalah organisme yang relatif kecil, biasanya mikroskopik, umumnya berbentuk filamen tabung, eukariotik, heterotrofik dan umumnya berproduksi dengan spora. Jamur bersifat heterotrofik karena jamur mengonsumsi bahan organik dan tidak memiliki zat hijau daun.
Jamur dapat hidup secara parasit, saprofit dan simbion. Parasit yaitu menyerap nutrisi dari inang yang ditumpanginya. Saprofait adalah jamur yang dapat hidup pada bahan organik yang mati. Sementara simbion adalah sifat jamur yang bersimbiosis dengan sel yang lain yang mana bisa menguntungkan ataupun merugikan. Tubuh jamur sendiri terdiri dari talus yaitu tidak memiliki organ tubuh. Jamur bersifat kosmopolitan yaitu dapat hidup dimana-mana.
Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasinya, juga diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan mikroba secara optimum. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi menunjukkan respon yang menunjukkan respon yang berbeda-beda. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba diperlukan suatu kombinasi nutrient serta faktor lingkungan yang sesuai (Pelczar & Chan, 1986).
Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel suatu jasad. Pembelahan sel adalah hasil dari pertumbuhan sel. Pada jasad bersel tunggal (uniseluler), pembelahan atau perbanyakan sel merupakan pertambahan jumlah individu. Misalnya pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertambahan jumlah sel bakteri itu sendiri. Pada jasad bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan jumlah individunya, tetapi hanya merupakan pembentukan jaringan atau bertambah besar jasadnya. Dalam membahas pertumbuhan mikrobia harus dibedakan antara pertumbuhan masing- masing individu sel dan pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan populasi (Suharjono, 2006).
Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasinya, juga diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan optimumnya. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda – beda. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba, diperlukan suatu kombinasi nutrient serta faktor lingkungan yang sesuai (Pelczar dan Chan, 2006).
Faktor temperatur merupakan faktor lingkungan terpenting yang mempengaruhi peertumbuhan dan kehidupan mikroba karena enzim yang menjalankan metabolisme sangat peka terhadap temperatur. Berdasarkan temperatur minimum, optimum dan maksimum yang dimiliki mikrobia digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu mikrobia psikrofil, mikrobia mesofil, dan mikrobia termofil (Suharni, 2008).
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengukur pertumbuhan mikroorganisme, yakni; mengukur diameter koloni, mengukur luas koloni, menghitung jumlah sel yang terbentuk, menimbang berat kering koloni, mengukur konsentrasi komponen sel dan mengukur kemampuaan metanolisme. Mengukur pertumbuhan dengan ukuran diameter koloni merupakan ukuan paling kasar, karena semua koloni dianggap satu garis atau berdimensi satu. Mengukur luas koloni akan setingkat lebih halus dibandingkan mengukur diameter karena sudah berdimensi dua. Mengukur berat kering merupakan teknik mengukur pertumbuhsn yang cukup mewakili, sedangkan dengan mengukur konsentrasi komponen sel maupun kemampuaan metabolisme memerlukan peralatan yang sedikit rumit.(Bambang,2013).
⦁ Bahan dan Alat
⦁ Acara Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Jamur.
⦁ Bahan : Biakan jamur, PDA.
⦁ Alat : Jarum ent, bor gabus, ose, tabung reaksi, gelas ukur, pipet ukur, kertas millimeter, lampu spiritus, ruang inkubasi.
⦁ Acara Pengaruh Kadar Air Terhadap Pertumbuhan Jamur.
⦁ Bahan : Biakan Jamur,SSPDA,DSPDA,TSPDA.
⦁ Alat : Jarum ent, bor gabus, ose, tabung reaksi, gelas ukur, pipet ukur, kertas millimeter, lampu spiritus, ruang inkubasi.
⦁ Acara Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Pertumbuhan Jamur
⦁ Bahan : Biakan Jamur, PDA, NaCl, Antibiotik.
⦁ Alat : Jarum ent, bor gabus, ose, tabung reaksi, gelas ukur, pipet ukur, kertas millimeter, lampu spiritus, ruang inkubasi.
⦁ Cara Kerja
⦁ Acara Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Jamur.
⦁ Medium dituang ke dalam 9 cawan petri dan setelah medium memadat, diinokulasi dengan biakan jamur satu bor gabus, sehingga diperoleh biakan baru.
⦁ Biakan baru diinokubasikan ke dalam 3 ruangan yang suhunya berbeda, masing-masing 3 cawan petri, yakni : pada suhu rendah (15o-20oC), suhu kamar (26o-32oC), dan suhu tinggi (>37oC).
⦁ Setelah 3 hari, diamati pertumbuhannya, yaitu dengan cara mengukur luas koloni atau akan lebih baik dengan menimbang berat kering biakan.
⦁ Bandingkan pertumbuhan jamur pada ketiga perlakuan suhu, tentukan perlakuan mana yang menunjukkan pertumbuha tercepat dan perlakuan mana yang pertumbuhannya paling lambat. Jelaskan menggunakan pustaka, mengapa demikian.
⦁ Acara Pengaruh Kadar Air Terhadap Pertumbuhan Jamur
⦁ Tiga jenis medium kultur dituangkan ke dalam 3 cawan petri yang berbeda.
⦁ Setelah medium memadat, masing-masing diinokulasi dengan biakan jamur satu bor gabus, kemudian diinkubasikan ke dalam ruangan.
⦁ Bandingkan pertumbuhan jamur pada ketiga perlakuan tersebut, tentukan perlakuan mana yang menunjukkan pertumbuhan tercepat dan perlakuan mana yang pertumbuhannya paling lambat. Jelaskan menggunakan pustaka, mengapa demikian.
⦁ Acara Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Pertumbuhan Jamur
⦁ Menyediakan enam bulatan kertas saring steril, kemudian dua kertas dicelupkan ke dalam larutan garam dapur 1.000 ppm, dua kertas dicelupkan larutan antibiotic 1.000 ppm, dan dua kertas sisanya dicelupkan ke dalam air steril, kemudian dikeringanginkan diruang steril.
⦁ Menyediakan dua cawan petri steril yang dituangi medium kultur masing-masing sebanyak 12 mL kemudian digoyang-goyang dan dibiarkan tertutup sampai medium memadat.
⦁ Kedua medium dalam cawan masing-masing diinokulasi dengan biakan jamur satu bor gabus, tepat ditengah lingkaran medium.
⦁ Letakkan di tiga tempat masing-masing kertas saring yang telah dicelup larutan garam, antibiotic dan air steril dengan jarak yang sama pada arah radier dari bulatan biakan jamur.
⦁ Setelah 3-5 hari diinkubasi, ukur luas lingkaran kertas yang tidak ditumbuhi miselium jamur.
⦁ Bandingkan hambatan pertumbuhan jamur pada ketiga perlakuan tersebut, urutkan perlakuan mulai dari yang menunjukkan hambatan terluas. Jelaskan menggunakan pustaka, mengapa demikian.
⦁ Data Hasil Pengamatan
⦁ Tabel Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan Jamur
PERLAKUAN Luas Biakan (mm3) Luas
1 2 3
Suhu Rendah 5,5 cm 3 cm 1,5 cm
Suhu Kamar 2 cm 1,5 cm 1,5 cm
Suhu Tinggi - - - -
⦁ Tabel Pengaruh Kadar Air Terhadap Pertumbuhan Jamur
PERLAKUAN Luas Biakan (mm3) Luas
1 2 3
Kadar Air Rendah
(SSA) 5 cm 4 cm 1,5 cm
Kadar Air Tinggi
(DSA) 4,5 cm 2,5 cm 1,5 cm
⦁ Tabel Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Pertumbuhan Jamur Atau Bakteri
PERLAKUAN Luas Biakan (mm3) Luas
1 2 3
NaCl 2 cm 1,5 cm 1,5 cm
Anti Biotik 8 cm 3 cm 1,5 cm
Aquades 4 cm 3 cm 1,5 cm
⦁ Perhitungan dan Pembahasan
Untuk melakukan semua percobaan ini, hal yang terpenting untuk dilakukan ialah mensterilkan tangan terlebih dahulu. Kemudian, ragi yang telah ditimbang dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi NaCl 0,9%, fungsi NaCl 0,9% disini sebagai sumber mineral mikroba karena salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba ialah sumber mineral, dan ini dapat diperoleh dari NaCl 0,9% yang juga dapat menjaga sel mikroba dalam keadaan yang isotonis. Karena apabila mikroba dalam keadaan hipotonis atau hipertonis maka sel mikroba akan pecah. Selain itu, larutan NaCl merupakan larutan yang steril yang mana tidak ditumbuhi atau tidak adanya mikroba sehingga cocok untuk media.
Setelah ragi tersebut dimasukkan kedalam larutan NaCl 0,9%, dilakukan vortex (semacam pengadukan/pengocokan) agar campuran menjadi homogen. Lalu dipipet campuran tadi dan dimasukan kedalam erlenmeyer yang telah berisi Luria Bertani, sebelumnya luria bertani ini dibuat dengan cara mencampurkan yeast 0,5%, NaCl 0,5% dengan pepton 1%.
Setelah larutan luria bertani tersebut diteteskan pada haemocytometer, masing-masing 2 tetes, pada sisi kiri dan kanannya lalu ditutup dengan kaca penutup, hal ini juga bertujuan agar tidak terjadi kontaminasi, menjaga larutan agar tidak tumpah, serta menjaga agar larutan tidak langsung mengenai lensa objektif mikroskop. Kemudian, dengan pengamatan menggunakan mikroskop, dihitung jumlah sel yang terlihat, kemudian dicatat dan dilakukan perhitungan, untuk mengetahui total mikroba.
Pada pengukuran acara yang pertama yaitu acara mengukur pengaruh suhu terhadap pertumbuhan jamur dengan 2macam perlakuan, yakni pada suhu rendah dengan luas biakan yang pertama yaitu 5,5mm3, kedua 3mm3, ketiga 1,5mm3, dan suhu kamar dengan luas biakan yang pertama yaitu 2mm3, kedua 1,5mm3, ketiga 1,5mm3.
Pada pengukuran acara ke dua , mengukur pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan jamur dengan 2 macam perlakuan juga, yakni pada kadar air rendah (SSA) dengan luas biakan yang pertama yaitu 5mm3, kedua 4mm3, ketiga yaitu 1,5mm3 dan pada kadar air tinggi (DSA) dengan luas biakan yang pertama yaitu 4,5mm3, kedua 2,5mm3, ketiga yaitu 1,5 mm3.
Pada pengukuran ketiga, yaitu acara mengukur pengaruh bahan kimia terhadap pertumbuhan jamur dengan 3 perlakuan juga yaitu NaCl dengan luas area kosong yang pertama yaitu 2mm3, kedua 1,5mm3, ketiga yaitu 1,5mm3 pada antibiotik dengan luas area kosong yang pertama yaitu 8mm3, kedua 3mm3, ketiga yaitu 1,5 mm3 dan pada aquades dengan luas area kosong yang pertama yaitu 4mm3, kedua 3mm3, yang ketiga 1,5mm3.
Dari percobaan ini didapatkan hasil pertumbuhan mikroorganisme berdasarkan pengaruh beberapa factor, yaitu, luas koloni jamur pada suhu rendah ialah 4500 mm3 dan pada suhu kamar luas mikroorganisme 22475mm3. Pada pengamatan mikrooranisme tentang pengaruh kadar air didapatkan bahwa luas mikroorganisme pada medium SSA ialah 30000mm3, dan pada DSA ialah 16875mm3. Pada pengamatan mikroorganisme tentang pengaruh bahan kimia terhadap pertumbuhannya didapatkan luas, pada NaCl 4500 mm3 pada antibiotic adalah 36000mm3 dan pda aquades 18000mm3.
⦁ Kesimpulan
⦁ Pertumbuhan suatu mikroorganisme dapat dipengaruhi oleh suhu, kadar air, serta jumlah zat kimia yang dikandungnya, ataupun yang terdapat pada lingkungan hidupnya.
⦁ Suatu organisme dapat mengalami pertumbuhan hanya pada keadaan tertentu, pada rentangan suhu tertentu, apabila melebihi atau kurang dari rentangan suhu tersebut, pertumbuhan organisme tersebut akan terhambat, begitu juga keadaannya pada kadar air dan jumlah zat kimia yang dikandung atau yang terdapat di lingkungan hidupnya.
⦁ Daftar Bacaan
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. Dasar-Dasar Mikrobiologi. 1986. UI-Press, Jakarta.
Pelczar, MJ dan ECS. Chan.Dasar-Dasar Mikrobiologi.2006.Jilid II.Penerbit Universitas Indonesia (UI - Press). Jakarta.
Purnomo, Bambang. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.2013. Laboratorium Proteksi Tanaman Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Suharjono.Komunitas Kapang Tanah di Lahan Kritis Berkapur DAS Brantas Pada Musim Kemarau.2006.Biologi FMIPA Universitas Brawijaya. Malang.
Suharni, Theresia Tri dkk..Mikrobiologi Umum.2008.Penerbit Universitas Atmajaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar