Laporan Praktikum Genetika
Acara 1
Mengenal Tipe Keragaman/ Variasi
Muhammad Arif Abdullah Humam
E1J012004
Shift: 2. Kamis (12.00-13.40)
Kelompok: 5
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
BAB I
Pendahuluan
⦁ Dasar TeoriSetiap hari kita menyaksikan berbagai macam makhluk hidup yang ada disekitar kita, miisalnya semut. Semut ada beberapa jenis, ada yang berwarna merah dan hitam, ada yang besar, ada yang kecil. Ukuran, perilaku, da kebiasaan semut hidup tidak sama. Begitu pula jenis makan dan tempat hidupnya tidak sama. (Sudjadi, 2005)
Memang suatu kewajaran bila semua manusia yang hidup didunia memiliki ciri-ciri, penampilan wajah maupun sifat-sifat yang berbeda. Perbedaan sifat-sifat dengan saudara kandung sendiri ataupun kembar siam manusia, abang, kakak, atau adik andapun tidak akan mungkin persis sama dengan anda. Pada hewan juga sama halnya bila anda perhatikan dan cermati dengan baik pada anak-anak marmut, anjing, domba pada satu prose perkawinan dan kelahiran hewan tersebut pun berbeda-beda, misalnya dapat anda diamati pada tinggi tubuh, warna bulu, dan panjang tubuh.(Syamsuri,2004). Begitu juga pada tumbuhan di alam sekitar anda, Terdapat di dalam satu jenis tumbuhan yang sama, misalnya pada tanaman Durian, kita tentunya akan menjumpai bentuk buah yang berbeda-beda, begitu juga rasa dan warna kulitnya. Hal yang sama juga dijumpai pada tanaman Kantung Semar adalah tanaman yang banyak digemari dan disukai karena keindahan bunganya dan sekaligus dapat menikmati berbagai bentuk dan warna bungan yang menawan, unik dan indah.(Welsh,1991)
Keragaman variasi di temukan hampir disemua karakter dari yang paling gampang sampai yang paling sulit: tinggi, lebar, besar, berat atau masa, volume, ukuran, bentuk dan tanggap terhadap faktor luar atau lingkungan. Menurut tolak ukurnya variasi dibagi atas:
1. Variasi yang bersifat kuantitatif seperti: tinggi, beret, jumlah. Kuantitatif bersifat “kontinum” (urut bersambung menurut deret matematis).
2. Variasi yang bersifat kualitatif seperti: golangan darah, warna kulit, warna bunga, bentuk permukaan biji. Kualitatif bersifat “diskontinum” (tidak bersambung menurut deret matematis).
Variasi juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya variasi yaitu:
1. Variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel kesel lainnya.
2. Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor lingkungan seperti: intensitas cahaya, kelembaban, pH, temperatur, kesuburan tanah. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke keturunannya. (Suryati,2013).
Secara umum,variasi gen disebabkan 5 faktor(agensia evolutif), yakni mutasi, rekombinasi gen, genetic drift, gen flow dan seleksi alam.
1. Mutasi
Mutasi diartikan sebagai perubahan sifat keturunan (gen). Mutasi terjadi secara acak, yang beradaptasi hanya sebagian kecil. Bila suatu mutasi mempunyai nilai ketahanan dan bentuk baru yang diturunkan telah nampak, maka ketahanan, kedewasaan dan reproduksi dari bentuk baru itu tidak bersifat acak lagi. Mereka cenderung untuk bertambah dalam populasi dibandingkan dengan anggota populasi lain yang mempunyai nilai selektif rendah.
Penyebab mutasi
Faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya mutasi dikenal sebagai mutagen.
a). Faktor fisika (radiasi)
Agen mutagenik dari faktor fisika berupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik antara lain berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar –X, partikel beta, pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai daya ionisasi.
b). Faktor kimia
Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut antara lain adalah pestisida dan bahan-bahan industri (Formadehid, Glycidol, DEB, dll), makanan dan minuman (caffein, siklamat, sikloheksilamin, natriun nitrit, asam nitrit, dll), Obat (Siklofosfamid, Metil di-kloro etil amin, Antibiotik, dll).
c). Faktor biologi
Virus merupakan penyebab kerusakan kromosom. Jadi, virus dapat menyebabkan kerusakan gen,sehingga terjadilah mutasi.
2. Migrasi
Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi alel, serta menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi dapat menambah bahan genetika baru ke lungkang gen yang telah ada pada suatu populasi. Sebaliknya, emigrasi dapat menghilangkan bahan genetika. Karena pemisahan reproduksi antara dua populasi yang berdivergen diperlukan agar terjadi spesiasi, aliran gen dapat memperlambat proses ini dengan menyebarkan genetika yang berbeda antar populasi.
3. Genetic drift
Genetic drift adalah lepasnya frekuensi alela secara kebetulan. Peristiwa ini sangat berarti pada populasi yang sangat kecil. Kenyataannya 1 dari 2 alela mempunyai peluang untuk lepas adalah kira-kira 0, 8%. Hilangnya gen selalu mempengaruhi frekuensi alela pada beberapa tingkat tetapi pengaruh tersebut menurun pada populasi yang berukuran besar. Karena itu dalam populasi kecil, kurang dari 100 individu hilangnya gen masih cukup kuat pengaruhnya terhadap frekuensi alela, meskipun ada agenesia evolutif lain yang berperanan pada saat itu juga terhadap perubahan frekuensi alela dalam arah yang berbeda.
4. Seleksi alam
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Antara sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
⦁ Tujuan Praktikum
Mengamati dan mengenal tipe-tipe keragaman pada tanaman.
BAB II
Bahan dan Metode Praktikum
⦁ Bahan dan Alat :
⦁ Biji serealia (padi)
⦁ Talas
⦁ Alat ukur
⦁ Kaca pembesar
⦁ Cara Kerja
⦁ Mengamati biji-bijian yang tersedia dan talas yang dibawa.
⦁ Mencari dan mendapatkan paling sedikit tiga ciri yang berbeda untuk suatu sifat/karakter yang ditemukan.
⦁ Mencatat di dalam tabel keragaman yang ditemukan dan digambar.
BAB III
Hasil
⦁ Tabel Keragaman Biji Padi
Tipe Keragaman Padi Pondok Kuning Padi Sawah Padi Burung
Ukuran 1Cm Panjang 1 Cm Besar 0,9 Cm Kecil
Bentuk Memanjang Panjang Membulat, gemuk
Warna Kuning Cokelat,agak pucat Kuning Pucat
Warna hilum Putih Putih Kuning
Bentuk hilum Lonjong Lonjong Kecil
⦁ Tabel Keragaman Talas
D. talas 1 D. talas 2 D. talas 3 D. talas 4 D. talas 5 D. talas 6 D. talas 7
Warna Daun Hijau Hijau Hijau Merah Hijau Putih Hijau Hijau Merah putih
Bentuk daun Bulat memanjang (oblongus) Tombak (hastatus) Anak panah (sagitatus) Anak panah (sagitatus) jantung (cordatus) Segitiga (triangularis) jantung (cordatus)
Ujung daun Meruncing (acumulatus) Runcing (acutus) Runcing (acutus) Runcing (acutus) Meruncing (acumulatus) Meruncing (acumulatus) Meruncing (acumulatus)
Tangkai daun Membulat (rotundus) Rompang (truncatus) Berlekuk (emargitus) Berlekuk (emargitus) Berlekuk (emargitus) Berlekuk (emargitus) Berlekuk (emargitus)
D. talas 8 D. talas 9 D. talas 10 D. talas 11 D. talas 12 D. talas 13 D. talas 14 D. talas 15
Warna Daun Hijau muda Hijau Hijau Hijau putih Hijau Hijau putih Hijau Hijau putih
Bentuk daun Anak panah (segitatus) Anak panah (segitatus) Tombak(hastatus) Tombak (hastatus) Anak panah(segitatus Tombak(hastatus) Anak panah(hastatus) Anak panah(segitatus)
Tangkai daun Berlekuk(emargitus) Berlekuk(emargitus) Membulat rotundus) Berlekuk(emargetus) Berlekuk(emargitus) Membulat(rotundus) Berlekuk(emargitus) Berlekuk(emargitus)
BAB IV
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka didapatkan satu atau lebih ciri khusus pada setiap sampel yang membedakan jenis suatu sampel dengan sampel yang lainnya, meskipun masih dalam famili yang sama. Pada setiap jenis padi contohnya, ditemukan beberapa perbedaan, dan setiap perbedaan itu didapatkan baik dari segi ukuran padi, warna padi, bentuk padi, warna hilum, dan bentuk hilum.
Padi burung memiliki ukuran yang kecil, yaitu sekitar 0,9 cm, dengan bentuk padi yang gemuk, membulat, dan memiliki warna kuning pucat. Padi burung, memiliki hilum yang kecil dan berwarna kuning.
Padi sawah memilki ukuran lebih besar, yaitu sekitar 1Cm, bentuk memanjang, dan memiliki warna cokelat dan sedikit pucat. Padi sawah memiliki bentuk hilum yang lonjong dan berwarna putih.
Padi pondok kuning memiliki bentuk memanjang, dan berisi,dengan ukuran sekitar 1Cm. Padi pondok kuning memiliki warna kuning, bentuk hilum yang sedikit lonjong, dan warna hilum nya putih.
Pada daun talas ,ada 15 jenis daun talas yang diamati .Yang diamati yaitu warna daun, bentuk daun, ujung daun, tangkai daun.
Daun talas 1 warnanya hijau,bentuk daun bulat memanjang(oblongus), ujung daun meruncing(acumulatus),tangkai daun membulat (rotundus).
Daun talas 2 memiliki warna hijau,berbentuk tombak(hastatus), ujung daun runcing(acutus), tangkai daun rompang(truncatus).
Daun talas 3 warnanya hijau merah, berbentuk anak panah (sagitatus), ujungnya runcing(acutus), tangkai nya berlekuk (emargitus).
Daun talas 4 warnanya hijau putih, berbentuk anak panah(sagitatus), ujungnya runcing(acutus), tangkai nya berlekuk(emargitus).
Daun talas 5 warna nya hijau, berbentuk jantung(cordatus), ujungnya meruncing(acumulatus), dan tangkainya berlekuk(emargitus).
Daun talas 6 warnanya hijau, berbentuk segitiga(triangularus), ujung nya meruncing(acumulatus), tangkai nya berlekuk(emargitus).
Daun talas 7 berwarna merah putih, bentuknya melebar seperti jantung (cordatus), ujung nya meruncing(acumulatus), tangkai nya berlekuk(emargitus).
Daun talas 8 warna nya hijau muda, berbentuk anak panah(sagitatus), ujung runcing(acutus), tangkainya berlekuk(emargitus).
Daun talas 9 warna daunnya hijau, berbentuk anak panah(sagitatus), ujungnya meruncing(acumulatus), tangkainya berlekuk(emargitus).
Daun talas 10 warnanya hijau, berbentuk tombak(hastatus), ujung nya meruncing(acumulatus), tangkai nya membulat(rotundus).
Daun talas 11 warna nya hijau putih, berbentuk tombak (hastatus), ujung nya runcing(acutus), tangkai nya merah, dan berlekuk(emargitus).
Daun talas 12 berbentuk anak panah(sagitatus), hijau kemerahan, ujungnya runcing(acutus), tangkainya berlekuk(emargitus).
Daun talas 13 berbentuk tombak, hijau putih, ujungnya runcing(acutus), tangkainya membulat(rotundus).
Daun talas 14 berbentuk anak panah(sagitatus), hijau, ujungnya runcing(acutus), tangkainya berlekuk(emargitus).
Daun talas 15 berbentuk anak panah(sagitatus), hijau putih, ujungnya runcing(acutus), tangkai nya membulat(rotundus).
BAB V
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan :
⦁ Setiap tanaman memiliki ciri tersendiri.
⦁ Mengukur variasi berdasarkan dua kriteria, yaitu variasi yang bersifat kuantitatif dan variasi yang bersifat kualitatif. Adapun variasi kuantitatif dapat berupa ukuran batang,lebar daun, ukuran biji, dan sebagainya, yang dapat dipastikan/dihitung dengan angka-angka. Sedangkan variasi kualitatif dapat berupa warna,batang, daun, bunga, tekstur tubuh tanaman, dan sebagainya.
⦁ Setiap tanaman memiliki gen yang berbeda bentuk dan sifatnya, karena setiap pencirian tanaman ditentukan dari kondisinya, baik dari keturunannya maupun lingkungan dimana ia tumbuh dan hidup.
⦁ Faktor keturunan (faktor genetik) akan bersifat kekal dan selalu diwariskan dari satu sel ke sel lainnya. Namun sebaliknya, faktor lingkungan (faktor non genetik) tidak diturunkan pada keturunan selanjutnya karena factor lingkungan sifatnya tidak kekal dan selalu mengikuti kondisi lingkungan itu sendiri dari waktu ke waktu yang selalu berubah tergantung pada intensitas cahaya, kelembaban, temperatur,peran makhluk hidup, kondisi ekosistem, dan lain-lain.
Jawaban Pertanyaan
⦁ Apa pentingnya keragaman?
Jawab : Dengan adanya keragaman/variasi kita dapat membedakan makhluk hidup dari segi bentuk, warna, ukuran, tempat hidup, tingkah laku, bentuk interaksi, golongan darah meskipun masih dalam 1 spesies (jenis). Dengan adanya keanekaragaman akan terbentuk suatu keindahan, dimana makhluk hidup saling berinteraksi karena saling membutuhkan.
⦁ Apa kemungkinan yang menyebabkan keragaman genetik? Berikan contoh yang spesifik!
Jawab :
⦁ Karena adanya keragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi atau keanekaragaman gen dapat memunculkan variasi.
Contoh pada manusia :
Sepasang anak kembar, keduanya tidak akan serupa atau sama persis. Pasti saja terdapat perbedaan, misalnya bulu mata, letak tahi lalat, bentuk hidung, tinggi, bahkan sifat dan intelegensi mereka pun berbeda, walaupun mereka sama-sama mewarisi gen yang berasal dari orangtua yang sama.
Contoh pada tanaman :
Tanaman mangga yang memiliki banyak varietas tentunya memiliki bentuk dan rasa yang bermacam-macam. Pada tanaman Mangga Gadung yang satu spesies pun bermacam-macam pula rasa dan benuknya, kadang ada yang manis rasanya, ada yang sedikit asam. Namun, keragaman tersebut tidak bias dijadikan faktor untuk membedakan jenis atau spesies mangga tersebut.
⦁ Karena adanya pengaruh lingkungan
Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan sifat dan bentuk makhluk hidup, karena memicu makhluk hidup untuk beradaptasi.
Contoh pada manusia :
Sepaang anak kembar identik, jika yang satu dibesarkan di pedesaan, yang satu lagi di kota, maka sifat, pola piker dan bentuk tubuh mereka akan berbeda. Anak yang dibesarkan di desa tubuhnya akan lebih berbentuk karena fisiknya banyak melakukan pekerjaan berat, jika dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di kota.
Contoh pada Tanaman :
Tumbuhan kaktus yang ada di daerah tropis dan yang di gurun pasti memiliki ciri yang berbeda, kaktus yang tumbuh di gurun memiliki duri dan akar yang lebih panjang daripada kaktus yang hidup di daerah tropis.
⦁ Bagaimana anda bisa mengetahui bahwa keragaman adalah karena genetik atau lingkungan?
Jawab:
Karena keanekaragaman gen dapat memunculkan variasi/keragaman. Sebab gen merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang menentukan sifat makhluk hidup. Kalau lingkungan mempengaruhi keragaman, walaupun gennya sama tapi hidup di lingkungan yang berbeda, akan menimbulkan variasi/ keragaman akibat adanya proses adaptasi yang dialami oleh makhluk hidup tersebut. Pada tumbuhan misalnya, lingkungan yang tidak mendukung juga akan menimbulkan keragaman, karena lingkungan faktor yang mempengaruhinya yaitu, pH tanah, intensitas cahaya matahari, kesuburan tanah, dan lainnya. Tanaman yang tumbuh di tanah yang asam akan berbeda dengan tanaman yang tumbuh di tanah yang memiliki pH standar.
Daftar Pustaka
Sudjadi, Bagod. 2005. Biologi. Surabaya: Yudhistira.
Syamsuri,Istamar,dkk.2004.Biologi. Jakarta: Erlangga.
Welsh, James R.1991. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman.Jakarta: Erlangga.
Suryati,Dotti,dkk.2013. Penuntun Praktikm Genetika. Bengkulu: Laboratorium Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryo. 1996. Genetika. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Yatim, Wildan. 1980. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito. Hal. 210-216.
Widodo, Lestari, Umie, & Amin Mohamad. 2003. Evolusi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar