Laporan Praktikum Genetika
Acara 6
Reproduksi Sel Mitosis
Muhammad Arif Abdullah Humam
E1J012004
Shift 2. Kamis (12.00-13.40)
Kelompok 5
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2013
BAB I
Pendahuluan
⦁ Dasar teori
Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu pembelahan inti atau kariokinesis dan pembelahan sitoplasma atau sitokinesis. Mitosis terjadi pada sel-sel somatic, menghasilkan dua sel anak yang memiliki jumlah kromosom sama dengan induknya. Proses mitosis dibagi dalam empat stadium secara berturut-turut yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Tahap profase terjadi kondensasi kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Nucleolus mulai tidak tampak, membrane inti menghilang. Tiap kromosom membelah memanjang, anakan kromosom ini disebut kromatid. Tahap metaphase, kromosom menempatkan diri di bidang equatorial (tengah) sel. Pada tahap anaphase kedua buah kromatid memisahkan diri dan ditarik benag gelendong ke tiap kutub sel yang berlawanan. Pada tahap telofase di setiap kutub sel terbentuk set kromosom yang serupa. Benang-benang gelendong lenyap dan membrane inti terbentuk kembali (Hartati, 2010).Satuan kehidupan terkecil yang tidak dapat diperkecil lagi adalah sel. Sel untuk pertama kali ditemukan lebih dari 300 tahun yang lalu, tidak lama setelah mikroskop pertama dibuat. Umumnya sel itu sangat kecil dengan diameter jauh lebih kecil 1 mm, sehingga tidak terlihat oleh mata telanjang. Pada sel yang paling sederhana, yaitu bakteri sebuah dinding sel mengelilingi suatu membrane (plasma) sangat tipis dan mengandung asam lemak, yang mengelilingi permukaan daerah dalam yang tidak berstruktur. Sifat terpenting sel adalah kemampuannya untuk tumbuh dan membelah diri untuk menghasilkan molekul-molekul seluler baru dan memperbanyak dirinya. Untuk menjalankan fungsi-fungsi ini, sel itu secara kimia pasti bersifat secara canggih, memang sel yang paling sederhana sekalipun mengandung hamper 1000 molekul yang berbeda. Jadi, pada hakikatnya sel merupakan pabrik kecil yang tumbuh dengan memasukkan unsure-unsur pembangun, berupa molekul-molekul sederhana seperti glukosa, dan karbondioksida dan dengan car tertentu mengubahnya menjadi berbagai molekul yang mengandung karbon, yang dibutuhkan untuk berfungsinya sel-sel (Watson, 1988).
Kromosom dapat mengalami perubahan susunan atau jumlah bahan genetic, yang mengakibatkan adanya perubahan fenotip, perubahan gen-gen yang berangkai, dan perubahan nisbah yang diharapkan dalam keturunan. Peristiwa perubahan struktur kromosom ini dinamakan aberrasi kromosom. Pada umumnya kromosom dapat putus atau patah akibat radiasi, tekanan fisik, atau bahan kimia. Kromosom putus dapat terjadi baik pada tingkat kromatid maupun pada tingkat kromosom. Jika kromosom putus sebelum replikasi DNA, selama fase S siklus sel potongan kromosom akan mereplikasi sendiri. Pada ejadian ini yaitu putus tingkat kromosom akan meliputi kedua sister kromatid pada titik yang sama (Henuhili, 2003).
Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua oembelahan yaitu pembelahan inti atau kariokinesis dan pembelahan sitoplasma atau sitokinesis. Mitosis terjadi pada sel-sel somatic, yang akan menghasilkan dua sel anak yang memiliki jumlah kromosom sama dengan induknya. Proses mitosis dibagi dalam empat tahap stadium, secara berturut-turut yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Benanag-benang gelendong lenyap dan membrane inti terbentuk kembali. Plasma sel terbagi menjadi dua bagian. Terbentuk dinding pemisah di tengah-tengah sel (Suratsih, 2000).
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Proses pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik dan bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut. Mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Pada praktikum kali ini digunakan akar bawang merah (Allium cepa) karena jaringan akar bawang merah (Allium cepa) merupaskan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosis (Ali, 2010).
Reproduksi sel merupakan salah satu dari esensi kehidupan yang mendasar. Proses reproduksi seluler meliputi proses pembelahan inti untuk membentuk inti baru (mitosis), diikuti dengan pembagian sitoplasma (sitokinesis). Proses ini menghasilkan dua inti yang tersipasah dalam sel yang berbeda. Mitosis dan sitokinesis adalah komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut reproduksi sel. Dalam mitosis, semua sifat yang terkandung di dalam inti sel secara terekam lengkap pada sel baru. Mitosis terjadi secara aktif pada jaringan meristem yang sedang tumbuh pesat, seperti ujung akar, pucuk, dan tunas. Kecepatan pembelahan sel pada setiap organ-organ berbeda-beda.Tujuan pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada kedua sel anaknya dan berperan penting dalam proses-proses biologis, seperti pertumbuhan, penggantian sel-sel yang rusak, dan perbaikan jaringan. ( Suryati, 2008).
Dalam bidang genetika, mitosis adalah proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut-turut. Proses ini terjadi secara bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan diluar inti sel ( sitokinesis ). Proses ini memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hamper semua organisme. (Crowder, 1997).
Mitosis berlangsung dalam beberapa fase, diantaranya:
1) Interfase pada fase ini sel siap untuk melakukan pembelahan,tetapi belum memperlihatkan kegiatan membelah.
2) Profase pada fase ini benang-benang kromatin makin menjadi pendek sehingga menjadi tebal.
3) Metafase pada fase ini kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang tengah sel.
4) Anafase pada tahap ini sentromer membelah dan dua buah kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan.
5) Telofase pada fase ini di tiap kutub sel sudah terbentuk kromosom yang identik.
Pada proses mitosis dari tiap induk yang diploid (2n) menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid. (Suryo. 2001).
⦁ Tujuan Praktikum
1. Mengamati tahapan yang ada dalam proses mitosis.
2. Memahami fungsi asetokarmin untuk mengamati proses mitosis.
3. Membandingkan dan mendiskusikan perbedaan setiap fase yang ada pada proses mitosis.
BAB II
Bahan dan Metode Praktikum
2.1 Bahan dan Alat
⦁ Mikroskop
⦁ Ujung akar bawang merah
⦁ Gelas pengamat
⦁ Gelas objek
⦁ Gelas penutup
⦁ Jarum pengiris
⦁ Skalpel
⦁ Forset
⦁ Pewarna asetokarmin
⦁ Larutan 1 M HCl
⦁ Larutan 70% dan 96% alcohol
2.2 Prosedur Kerja
⦁ Pertama meneteskan larutan 1 M HCl ke atas gelas pengamat secukupnya.
⦁ Selanjutnya meletakkan potongan ujung akar sepanjang 1 cm di atas HCl tersebut, lebih kurang 5 menit. Lebih lama lebih baik.
⦁ Kemudian mengambil ujung akar yang sudah lunak tersebut dan memindahkannya ke gelas objek yang sebelumnya telah ditetesi dengan asetokarmin.
⦁ Lalu potongan akar yang ada dalam asetokarmin tersebut dicacah dengan scalpel sampai halus.harus diingat, waktu mencacah akarnya jangan terputus, tapi dipipihkan dengan pangkal scalpel. Catat : besi yang ada pada scalpel atau jarum pengiris akan bereaksi dengan asetokarmin untuk menghasilkan pewarna yang lebih baik.
⦁ Kemudian menutup gelas objek dengan gelas penutup.
⦁ Gelas objek tersebut dilewatkan di atas api alcohol, jangan sampai mendidih. Kemudian balik slide tersebut, letakkan di atas tissue dan tekan agak keras dengan menggunakan ibu jari. Hal ini akan meratakan sel-sl dan memencarkan jaringan sehingga memungkinkan untuk di amati di bawah mikroskop.
⦁ Diatas gelas penutup diteteskan minyak emerson untuk memperjelas pengamatan.
⦁ Selanjutnya objek tersebut diamati di bawah mikroskop. Gunakan pembesaran rendah (10x) dahulu, Kemudian pembesaran lebih tinggi (40x), dan pembesaran paling tinggi (100x).
⦁ Menggambar fase-fase mitosis yang dapat ditemukan,cocokkan pada fase-fase mitosis yang ada pada preparat yang telah disediakan atau dengan bagan yang sudah ada.
BAB III
Gambar Keterangan
Hasil
Gambar yang didapat dari mikroskop
BAB IV
Pembahasan
Praktikum ini diawali dengan mensterilkan kaca preparat yang akan digunakan dengan alkohol. Kemudian, ujung akar bawang merah yang telah lunak tersebut diletakkan diatas kaca preparat tersebut, lalu digencet dengan mata scalpel yang dipakai (bagian yang tajamnya). Kemudian, kaca tersebut ditetesi dengan aseokarmin sebagai bahan pewarna pada sel bawang merah tersebut. Setelah ditetesi dengan asetokarmin, tetesan tersebut diratakan diatas kaca preparat tersebut dengan memutar-mutar nya kesegala arah agar merata. Kemudian, kaca yang telah ditetesi asetokarmin tersebut difiksasi diatas api agar asetokarmin dan potongan akar bawang merah tersebut melekat pada kaca preparatnya. Setelah dipastikan persiapan awal yang tadi selesai dengan benar, maka kaca objek tersebut ditaruh dibawah lensa objektif mikroskop, kemudian mengamatinya, dan menggambarkan bentuk yang terlihat pada mikroskop tersebut.
Langkah selanjutnya, mengidentifikasi peristiwa apa saja yang teramati, pada praktikum ini, teramati Telofase awal, tengah, dan akhir, serta anaphase, juga telofase awal dan akhir. Menandakan bahwa pada sel akar bawang merah tersebut sedang terjadi pembelahan mitosis.
BAB V
Kesimpulan
⦁ Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh (somatic), dimulai dari profase awal, hingga telofase akhir.
⦁ Pada praktikum kali ini, asitokarmin digunakan untuk membantu memperjelas objek yang diamati dengan memberikan warna pada sel tersebut.
⦁ Setiap fase dalam pembelahan memiliki bentuk dan pola yang berbeda, sehingga, bagi yang mengamati, akan lebih mudah, karena pemfokusannya lebih tinggi.
Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan :
1. Apakah kegunaan dari larutan 1 M HCl dalam praktikum ini ?
2. Apakah kegunaan asetokarmin ?
3. Mengapa digunakan akar bawang merah dalam praktikum ini ?
4. Bahas secara rinci setiap fase mitosis ?
Jawaban :
⦁ Larutan HCL 1M digunakan untuk melunakkan akar bawang merah dan untuk memperjelas batas antara daerah tudung akar dengan bagian yang lain karena dengan pemberian larutan ini daerah tudung akar akan terlihat lebih putih daripada bagian lainnya.
⦁ Asetokarmin berfungsi untuk memberikan warna agar pengamatan lebih mudah dan sel yang diamati dibawah mikroskop lebih jelas.
⦁ Karena jaringan meristem pada akar bawang sangat aktif untuk membelah dan juga tidak memerlukan waktu yang lama untuk melalui tahap pembelahan pada fase selanjutnya. Lebih mudah dalam proses pelaksanaan praktikum dan bahan yang mudah didapatkan.
⦁ Tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
⦁ Profase :pada pase ini benang benang kromatid menebal dan mulai menggandakan diri.
⦁ Metafase: tahap ini sangat mudah diamati karena kromatid akan berbaris dan teratur pada bidang ekuatornya.
⦁ Anafase: pada fase ini benang gelendong akan menarik kromatid menuju ke kutub-kutub pembelahan sel.
⦁ Telofase: pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
Daftar Pustaka
Ali, Iqbal. 2010. Fase Mitosis Akar Bawang (Allium cepa). http : // www . fase mitosis- akar bawang-(allium cepa ) « I q b a l A l i _ c o m.html. Di akses pada tanggal 10 Mei 2013.
Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hartati. 2010. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar : Jurusan Biologi Fakultas MatematikaDan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.
Ili, Victoria, Suatsih. 2013. Genetika. Yogyakarta : Jurusan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
Suratsih. 2000. Petunjuk Praktikum genetika. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan Biologi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Laboratorium Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryati, Dotti. 2013. Penuntun Pratikum Genetika. Bengkulu: Laboratorium Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Watson, james. 1988. DNA Rekombinan Suatu Pelajarn Singkat. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar